Assalamu’alaykum pembaca.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi sedikit
informasi yang saya ketahui. Dosen masih sama, ada Pak Amril yang selaku dosen
mata kuliah ini.
Perkuliahan
berlangsung pada 3 November 2014
bertempat di Gd. Daksinapati Ruang 305, dengan materi ”Manajemen piutang”.
Berikut resumenya. ^^
Manajemen piutang
A. Konsep Piutang
Piutang
dagang merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan/pembeli atau pihak lain
yang membeli produk perusahaan. Piutang usaha ini (untuk selanjutnya dalam pembahasan
ini akan disebut piutang) muncul karena adanya penjualan kredit. Piutang ada
yang berbentuk wesel. Wesel ini merupakan kesanggupan pembayar dari pembeli
kepada penjual sejumlah uang tertentu di masa yang akan datang. Penjual
biasanya lebih suka melakukan penjualan secara tunai karena uang hasil
penjualan dapat segera diterimaa. Tetapi karena adanya persaingan memaksa
perusahaan untuk menjual secara kredit. Besarnya piutang yang ada di perusahaan
(bagi perusahaan yang menjual produknya secara kredit) biasanya mencapai lebih
kurang 20% dari nilai aktivanya.
Kebijakan
penjualan kredit yang akan menimbulkan piutang sebenarnya menimbulkan biaya
bagi perusahaan. Biaya tersebut antara lain adalah administrasi piutang, biaya
modal atas dana yang tertanam dalam piutang, biaya penagihan dan biaya piutang
yang mungkin tidak tertagih. Namun demikian, karena kebijakan kredit ini akan
meningkatkan penjualan, maka biaya piutang tersebut akan diimbangi meningkatnya
penjualan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen piutang merupakan pengelolaan
piutang agar kebijakan kredit mencapai optimal, yaitu tercapainya keseimbangan
antara biaya yang diakibatkan oleh kebijakan kredit dengan manfaat yang
diperoleh dari kebijakan tersebut.
Besarnya
investasi pada piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor.
Pertama, adalah besarnya presentase penjualan kredit terhadap penjualan total.
Kedua, adalah kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang
(jangka waktu penagihan piutang) kebijakan ini dipengaruhi oleh jangka waktu
penjualan kredit, kualitas pelanggan dan usaha pengumpulan piutang cepat
lambatnya piutang dapat dikumpulkan juga dipengaruhi oleh kualitas pelanggan,
baik kualitas kemampuan perusahaan pelanggan maupun kualitas karakter pelanggan
itu sendiri. Penilaian kualitas pelanggan ini dimaksudkan untuk mengurangi
resiko kemungkinan piutang tidak tertagih dan memperkecil biaya penagihan
piutang. Jika kualitas pelanggan menurun maka biaya penagihan akan meningkat.
Informasi kualitas pelanggan dapat diperoleh dari laporan keuangan, operasi
perusahaan, sejarah pengembalian kredit pelanggan, asosiasi pedagang, pesaing,
referensi bank dan sebagainya. Salah satu cara untuk menilai kualitas pelanggan
tersebut adalah dengan menggunakan penilaian kredit.
Kapasitas
pelanggan merupakan penilaian yang bersifat subyektif mengenai kemampuan
membayar hutangnya. Kemampuan ini dapat dianalisis dari laporan keuangan
perusahaan pelanggan yang bersangkutan. Di samping itu, penialaian kapital dan
kolateral (agunan) perusahaan juga dapat dilihat dari laporan keuangannya.
Makin
tinggi perputaran piutang berarti modal yang tertanam dalam investasi makin
kecil, karena dana yang tertanam dalam piutang semakin cepat kembali sebagai
kas masuk. Kas masuk ini selanjutnya digunakan lagi untuk membeli persediaan
barang yang kemudian dijual lagi, demikian seterusnya.
B. Pengelolaan
Piutang
1.
Pengelolaan Pengumpulan Piutang
Pengelolaan
pengumpulan piutang perlu melihat bagaimana prosedur yang digunakan untuk
menagih piutang. Perjanjian yang tertera pada jual beli juga harus ditetapkan
secara jelas dan rinci.
Proses
penagihan piutang memerlukan biaya. Besar kecilnya biaya penagihan piutang akan
tergantung pada besar kecilnya tagihan dan sifat debitur yang ada pada 5 K di
atas (karakter, kapasitas, kolateral, kapital, dan kondisi).
2. Pengumpulan
Piutang Untuk Penjualan Yang Berdiskon
Kebijakan kredit yang optimal yaitu keseimbangan
antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang di keluarkan dalam pemberian
kredit tergantung pada kondisi masing-masing perusahaan. Untuk itu, perusahaan
(dalam hal ini adalah manajer kredit) harus memantau secara teratur jangka
waktu pengumpulan piutang dan skedul umur piutang dari masing-masing debitur.
3.
Pengumpulan Piutang Untuk
Penjualan Yang Tidak Berdiskon
Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan sering
meeberikan diskon (potongan tunai) kepada pembeli yaang mempu membayar pada
periode waktu yang ditentukan. Lamanya jangka waktu penjualan kredit
mengindikasikan kemungkinan adanya diskon. Bagi pembeli yang membayar lebih
awal, periode diskon, dan periode kredit, kemungkinan adanya diskon ditujukan
oleh darat pembayaran seperti 2/10 – net/30. Artinya, pembeli akan memperoleh
diskon sebesar 2% apabila dibayar maksimal 10 hari setelah pembelian. Jangka
waktu pembayaran kredit selama 10 hari sampai 30 hari, pembeli tidak memperoleh
diskon (dibayar bersih sebesar pembeliannya), dan periode pembayaran kredit
tersebut maksimal selama 30 hari setelah pembelian.
4.
Penghapusan
Piutang
Pengakuan atas piutang dihentikan karena pelunasan atau karena
penghapusan. Terdapat dua cara penghapusan, yaitu: penghapusbukuan (write down)
dan penghapustagihan (write-off).
C.
Penerapan Manajemen Piutang Dalam Keuangan
Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sebagai entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan penggunaan
anggaran yang telah dilaksanakan serta hasil yang dicapai secara sistematis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan sebagai mekanisme akuntabilitas pertanggungjawaban
pengelolaan anggaran.
Setiap akhir periode pelaporan,
pendapatan yang seharusnya sudah diterima satuan kerja, yang dalam kenyataannya
belum diterima seluruhnya, menyebabkan timbulnya Piutang yang harus
ditatausahakan sesuai peraturan perundang-undangan. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pada satuan kerja selaku
entitas akuntansi. Penyajian angka-angka dalam laporan keuangan diharapkan mampu
memberikan informasi yang akurat dan terpercaya bagi yang berkepentingan sehingga penyajian angka
tersebut harus dapat diyakini kebenarannya antara lain penyajian piutang
sebagai salah satu aset lancar. Piutang merupakan aset lancar
yang tingkat likuiditasnya tinggi yang berpotensi disalahgunakan, sehingga setiap
Satuan Kerja diharapkan dapat memahami transaksi, penatausahaan, dan penyajian
piutang dalam laporan keuangan, sesuai ketentuan perundang-undangan. Timbulnya
Piutang pada umumnya terjadi karena adanya tunggakan pungutan pendapatan atau
transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih atas pemberian barang/jasa yang
belum diterima pembayarannya secara tunai.
Oleh karna itu dalam rangka
keseragaman penatausahaan dan akuntansi Piutang di lingkungan Kementerian
Pendidikandan Kebudayaan perlu disusun Prosedur Operasional Standar Pengelolaan
Piutang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sekian hasil
perkuliahan Manajemen Keuangan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan jadi
pembelajaran bagi saya. Terima kasih. Wassalamu'ailukum... ^^
Dewi Ariani Wahyuningrum
1445121190
Manajemen Pendidikan 2012 B
Dosen: Amril Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar