Assalamu’alaykum pembaca.
Pada kesempatan kali ini,
saya ingin berbagi sedikit informasi yang saya ketahui. Dosen masih sama, ada
Pak Amril yang selaku dosen mata kuliah ini.
Perkuliahan berlangsung pada 13 Oktober 2014 bertempat di Gd. Daksinapati
Ruang 305, dengan materi ”Laporan
Keuangan Dan Analisis Laporan Keuangan”. Pada pertemuan ini tidak banyak
pembahasan mengenai laporan keuangan dan lain sebagainya, melainkan langsung memulainya dengan berlatih
menghitung laporannya.
Berikut resumenya. ^^
A. Pengertian Laporan
Keuangan
·
Menurut
Bambang Riyanto pengertian laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan
keuangan suatu perusahaan, dimana neraca ( Balance Sheet) mencerminkan nilai
aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba 1
rugI (Income Statement ) mencerminkan hasil - hasil yang dicapai dalam suatu
periode tertentu biasanya meliputi periode 1 tahun.
·
Menurut
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan
(2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi
informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain,
seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik
mengenai prospek dan risiko perusahaan.
·
Dalam
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan adalah : “Laporan yang
menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonominya”. (IAI, 2002 : par 47)
·
Menurut
Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105),
laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
·
Menurut Munawir
dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan
adalah bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan (progress
report). Selain itu, dikatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari
data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang
telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan
di dalam akuntansi (accountung convention and postulate), serta pendapat
pribadi (personal judgement).
·
Zaki Baridwan
menyatakan bahwa Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan suatu ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Kemudian, pengertian di dalam
standar akuntansi keuangan, Laporan keuangan adalah merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan dan laporan keuangan lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai laporan arus kas), catatan,
laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang bagian integral dari laporan
keuangan.
B.
Jenis Dan Bentuk Laporan Keuangan
Menurut Wibowo dan Abubakar Arif, Jenis laporan
keuangan yaitu:
1.
Laporan Rugi Laba (Income Statement)
Jenis
laporan keuangan yang dibuat setiap akhir periode akuntansi berisi mengenai
semua pendapatan dan semua beban, yang terjadi selama periode akuntansi.
2.
Laporan perubahan modal (Owner’s equity statement)
Laporan
keuangan yang berisi mengenai modal awal, investasi, laba (rugi), periode
berjalan, prive, dan modal akhir.
3.
Neraca (Balance Sheet)
Laporan
keuangan yang berisi mengenai jumlah harta (assets), kewajiban (liabilities),
dan modal (owner’s equity), pada akhir periode akuntansi.
4.
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan yang menggambarkan arus kas
masuk (cash inflow), dan arus kas keluar (cash outflow) selama periode
akuntansi dari berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.
Bentuk Laporan Keuangan
A. Neraca, memiliki dua bentuk
penyajian :
·
Rekening
(Skontro)
Pada
bentuk ini unsur aktiva disajikan pada sisi kiri (debit), sedangkan unsur
kewajiban dan ekuitas disajikan pada sisi kanan (kredit)
·
Laporan
(Stafel)
Pada
bentuk ini baik aktiva maupun ekuitas disajikan secara urut dari atas ke bawah,
yang dimulai dari aktiva , kewajiban dan terakhir ekuitas.
B.
Laba
Rugi, memiliki dua bentuk penyajian yaitu :
·
Single
Step
Pada
bentuk ini semua penghasilan yang diperoleh dari berbagai kegiatan /aktivitas
dikelompokkan menjadi satu kelompok yang disebut kelompok penghasilan,
sedangkan untuk semua beban dikelaompokkan ke dalam satun kelompok yang disebut
beban. Penghasilan bersih (laba) merupakan selisih antara kelompok penghasilan
dan total kelompok beban.
·
Multiple
Step
Pada
bentuk ini penghasilan bersih (laba) dihitung secara bertahap sesuai dengan
aktivitas perusahaan. Dengan demikian, semua penghasilan dan beban disajikan
sesuai dengan kegiatan/aktivitas, yaitu kegiatan usaha, di luar usaha dan luar
biasa.
- Pengertian Analisis Rasio Keuangan
·
Analisis
rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan
laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang
sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu.
Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para
calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan
dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17)
·
Menurut
Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis rasio keuangan adalah proses penentuan
operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuahperusahaan dari data
akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam
catatan keuangan dan laporan keuangan.
D. Macam Analisis
Rasio Keuangan
Macam-macam rasio terbagi menjadi :
·
Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan
untuk mengukur likuiditas perusahaan.
·
Ratio Leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
·
Rasio-rasio Aktivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan
untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan
sumber-sumber dananya.
·
Rasio-rasio Profitabilitas yaitu rasio-rasio yang menunjukkan
hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan
- Cara Perhitungan Analisis Rasio Keuangan
RASIO
|
METODE
PERHITUNGAN
|
INTERPRESTASI
|
RASIO LIKUIDITAS
|
||
|
Aktiva
Lancar : Utang Lancar
|
Kemampuan
untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
|
|
(Kas
+ Efek) : Utang Lancar
|
Kemampuan
untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia
dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
|
|
(Kas+Efek+Piutang)
: Utang Lancar
|
Kemampuan
untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang
lebih likuid (quick assets).
|
|
(Aktiva
Lancar-Utang Lancar) : Jumlah Aktiva
|
Likuiditas
dari total aktiva dan posisi modal kerja (neto).
|
RASIO LEVERAGE
|
||
|
(Utang
Lancar+Utang JK PJ) : Jumlah Modal Sendiri
|
Bagian
dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
utang.
|
|
(Utang
Lancar+Utang JK PJ) : Jumlah Modal/Aktiva
|
Beberapa
dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang.
Atau
Berapa
bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
|
|
Utang
JK PJ : Modal Sendiri
|
Bagian
dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka
panjang.
|
|
(Jml
Aktiva-Intangibles-Utang Lancar) : Utang JK PJ
|
Besarnya
aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang
setiap rupiahnya.
|
|
EBIT
: Bunga Utang JK PJ
|
Besarnya
jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang.
|
RASIO AKTIVITAS
|
||
|
Penjualan
Netto : Jumlah Aktiva
|
Kemampuan
dana yang tertanan dalam keseluruhan aktiva berputer dalam suatu periode
tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan
“revenue”.
|
|
Penjualan
Kredit : Piutang Rata-rata
|
Kemampuan
dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.
|
|
(Piutang
Rata-rata X 360) : Penjualan Kredit
|
Periode
rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang.
|
|
HPP
: Inventory Rata-rata
|
Kemampuan
dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu,
atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya “overstock”
|
|
(Inventory
Rata-rata X 360) : HPP
|
Periode
menahan persediaan rata-rata atau periode rata-rata persediaan barang berada
di gudang.
|
|
Penjualan
Netto : (Aktiva Lancar – Utang Lancar)
|
Kemampuan
modal kerja(neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari
perusahaan.
|
RASIO KEUNTUNGAN/PROFITABILITAS
|
||
|
(Penjualan
Netto – HPP) : Penjualan Netto
|
Laba
bruto per rupiah penjualan.
|
|
(Penjualan
Netto – HPP – Biaya Adm, Penjualan, Umum) : Penjualan Netto
|
Laba
operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan.
|
|
(HPP
+ Biaya adm, Penjualan, Umum) : Penjualan Netto
|
Biaya
operasi per rupiah penjualan.
|
|
Laba
Netto sesudah pajak : Penjualan Netto
|
Keuntungan
netto per rupiah penjualan.
|
|
EBIT
: Jumlah Aktiva
|
Kemampuan
dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan bagi semua investor.
|
|
Laba
Netto sesudah pajak : Jumlah Aktiva
|
Kemampuan
dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan netto.
|
|
Laba
Netto sesudah pajak : Jumlah Modal Sendiri
|
Kemampuan
dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen
dan saham biasa.
|
- Penggunaan Dan Keterbatasan Analisis Rasio
Penggunaan Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah
angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan
penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
1. Penggolonagn berdasarkan sumber data
·
Rasio-rasio
neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang
bersumber atau yang berasal dari neraca.
·
Rasio-rasio
laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data
yang berasal dari laporan laba rugi.
·
Rasio-rasio
antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari
data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
2. Penggolongan berdasarkan tujuan
penganalisis
·
Rasio
likuiditas
·
Rasio
solvabilitas
·
Rasio
rentabilitas
·
Dan
rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
1. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.
2. Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio - rasio.
3. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.
4. Dalam menganalisis setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 1)Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat risiko yang hampir sama; 2)Adanya analisis kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun – tahun sebelumnya.
5. Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata - rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios.
CONTOH:
Seci Harpian School
Laporan Laba-Rugi Januari- Desember
Pendapatan
1. SPP 1000
x 500.000 x 12
6.000.000.000
2. Osis 1000
x 200.000 x12
200.000.000 +
6.200.000.000
Biaya-Biaya
1.Gaji guru + pegawai
145.000.000 x 12
1.740.000.000
2.Kurikulum
30.000.000 x 2
60.000.000
3.Pembelajaran
6.000.000 x 10
60.000.000
4.Osis + Ekskul
5.000.000 x 12
60.000.000
5.ATK
1.000.000 x 12
12.000.000
6.Penyusutan Bangunan
317.500.000
7.Penyusutan Sekolah
330.000.000
8.Biaya Promosi
50.000.000
9.TAL
10.000.000 x 12
120.000.000
10.BLL
5.000.000
x 12
60.000.000 +
Total Biaya
2.824.500.000 _
EBIT
3.375.500.000
Bunga 12% x 3.000.000.000
360.000.000 _
EBT
3.015.000.000
Tax/pph
5% x 50.000.000
2.500.000
15% x 200.000.000
30.000.000
25% x 250.000.000
62.500.000
35% x 2.515.000.000
880.425.000
Tax
975.425.000
EAT
2.039.575.000
Laporan Perusahaan Modal Tahun
2012
Modal 1 Januari
16.450.000.000
Pembagian laba/SHU
750.000.000
Laba tahun 2012
2.039.575.000
Modal 31 des
18.239.575.000
Neraca per 31/1/2013
Aktiva Lancar
- Kas
42.750.000 Utang Lancar
5.500.000
- Bank
155.500.000 Utang
JP
3.000.000.000 +
- Perlengkapan
75.000.000
Total Utang
3.005.500.000
- Piutang SPP
125.000.000 +
Modal
18.239.575.000 +
Total aktiva lancar
523.000.000 Total Utang +
Modal 21.245.075.000
Aktiva tetap
- Gedung
9.525.000.000
- Penyusutan gedung
317.500.000 _
9.207.500.000
Peralatan
5.000.000.000
Penyusutan Peralatan
330.000.000 _
4.670.000.000
ATT W
2.844.325.000
Total Aktiva
21.245.075.000
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Rasio
Likuiditas
Rasio Lancar =
Aktiva Lancar = 523.250.000
Utang Lancar 5.500.000
= 9153,64%
Kesimpulan : Setiap Rp.1 utang
yang dimiliki sekolah, ditanggung pembayarannya oleh Rp. 9153,64 aktiva.
Rasio
Profitabilitas
Dividen kas =
750.000.000
= 4,62 %
Laba Bersih
16.000.000.000
Kesimpulan : Dalam 1
tahun, sekolah mendapat laba sebesar 4,62 %
Rasio
Solvabilitas
Total Utang =
3.005.500.000 = 14,15
%
Total Harta
21.245.075.000
Kesimpulan : Dari total harta
yang dimiliki sekolah, sebesar 14,15% diperoleh melalui utang
Sekian hasil
perkuliahan Manajemen Keuangan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan jadi
pembelajaran bagi saya. Terima kasih. Wassalamu'ailukum... ^^
Dewi Ariani Wahyuningrum
1445121190
Manajemen Pendidikan 2012 B
Dosen: Amril Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar