Assalamu’alaykum pembaca.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin
berbagi sedikit informasi yang saya ketahui. Dosen masih sama, ada Pak Amril
yang selaku dosen mata kuliah ini.
Pada
minggu ini, 8 Desember 2014,
perkuliahan berlangsung di Gd. Daksinapati Ruang 305, dengan materi ”Penjualan
Jasa Pendidikan”.
Berikut resumenya. ^^
Unit
Cost dan Analisis Break Event
A.
Pengertian Unit Cost
Menurut
Hansen dan Mowen (2005):
Unit
cost adalah sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dibagi
dengan jumlah unit produk yang dihasilkan.
Unit
cost adalah biaya per unit produk, yang secara sistematis dapat didefinisikan
sebagai nilai pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit
produk (barang atau jasa) yang dihasilkan.
B.
Pengertian Break event Point
Menurut Alwi (1994 :
265) menyatakan bahwa “Break Even Point adalah suatu keadaan dimana dalam
operasi perusahaan, perusahaan itu tidak memperoleh laba dan tidak menderita
rugi (Penghasilan = Total biaya).
Menurut
PS. Djarwanto (2002) Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu apabila
telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan
tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugian.
Menurut Harahap (2004) Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba tidak ada rugi.
Menurut Harahap (2004) Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba tidak ada rugi.
Break
Event Point (BEP) memerlukan komponen penghitungan dasar yaitu:
1.
Fixed Cost. Komponen ini
merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau
meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yiatu biaya tenaga
kerja, biaya penyusutan mesin.
Berapapun produksinya, biayanya
tetep tetap. Contoh, sewa kontrakan.
2.
Variabel Cost. Komponen ini
merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume
produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat berarti variabel cost
pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku dan biaya
listrik.
3.
Selling price. Komponen ini
adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Laba = (unit jual x harga jual)
– (biaya total + biaya variable)
Rumus
yang digunakan untuk menganalisis BEP ini terdiri dari dua macam sebagai
berikut:
1.
Dasar Unit
Berapa unit jumlah barang atau
jasa yang harus dihasilkan untuk mendapatkan titik impas : BEP = FC/ (P-VC)
2.
Dasar Penjualan
Berapa rupiah nilai penjualan
yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas : FC/ ( 1- (VC/P))
*penghitungan (1- (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi
Per Unit
Contoh:
Total biaya tetap senilai Rp.
100 juta
Total biaya variabel per unit
senilai Rp. 60 ribu
Harga jual barang per unit
senilai Rp. 80 ribu
Penghitungan BEP Unit
BEP = FC (fix cost) / (P – VC
(variable cost))
BEP = 100.000.000/ ( 80.000 –
60.000)
BEP = 5000 unit
Penghitungan BEP Rupiah
BEP = FC/ (1 – (VC/P))
BEP = 100.000.000/ (1 –
(60.000/80.000))
BEP = Rp. 400.000
Dari
analisis inilah perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh
(target laba) berdasarkan berapa penjualan minumnya. Adapun rumus untuk
menghitung target ini sebagai berikut:
BEP
– Laba = (FC + Target Laba)/ (P – VC)
Menghitung
target laba ini, FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan
ini menargetkan laba sebesar RP 80 juta per bulan.
BEP
– Laba = (FC + target Laba) / (P – VC)
BEP
– Laba = ( 100.000.000 + 80.000.000) / (80.000 – 60.000)
BEP
– Laba = 180.000.000 / 20.000
BEP
– Laba = 9.000 unit
BEP
– Laba = Rp. 720 juta ( 9.000 unit x Rp. 80.000)
Untuk
membuktikan bahwa dengan menjual 9.000 unit perusahaan akan perusahaan akan
mendapatkan laba sebesar Rp. 720 juta.
C.
Pengertian Biaya Tetap
Biaya
tetap adalah biaya yang tidak dapat berubah selama periode tertentu, tetapi
dapat berubah secara total dengan kondisi perubahan yang besar dari sebuah
aktivitas atau volume. Biaya yang tidak berubah jumlahnya walaupun kegiatan
bisnis meningkat atau menurun. Meskipun bebrapa jenis biaya tampak tetap, namun
dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Jika semua kegitan menurun
sampai nol dan tidak ada prospek bagi kegiatan tersebut untuk meningkat,
perusahaan akan melakukan likuidasi dengan demikian perusahaan menghindari
semua biaya. Jika kegiatan diharapkan meningkat samapi melebihi kapasitas yang
ada saat ini, biaya tetap harus ditingkatkan untuk mengimbangi kelebihan volume
tersebut.
Contohnya
bunga atas hutang jangka panjang dan biaya sewa atas perjanjian leasing jangka
panjang.
Contohnya adalah
pajak. Dimana pembayaran pajak selalu di keluarkan secara rutin setiap tahunnya
dalam jumlah yang sama. total uang kuliah yang harus dibayarkan setiap
semester. Dalam komposisi pembayaran uang kuliah, SPP merupakan biaya tetap
karena jumlah yang akan kita bayarkan tidak berubah meskipun kita berada di
semester 1 ataupun di semester 10.
D.
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah
jenis biaya yang dapat difungsikan untuk melengkapi biaya tetap dan bersifat
dinamis. Ia mengikuti banyaknya jumlah unit yang diproduksinya ataupun
banyaknya aktiftas yang dilakukan. Pada biaya ini, jumlah yang akan kita
keluarkan per unit atau per aktivitas berjumlah tetap sedangkan untuk biaya
secara total jumlahnya akan menyesuaikan dengan banyaknya jumlah unit yang akan
diproduksi ataupun jumlah aktivitas yang dilakukan.
Tariff
biaya variabel yang konstan merupakan perkiraan dari hubungan antara biaya variabel dan kegiatan yang berkaitan
dengannya dalam rentang yang relevan. Untuk merencanakan dan mengendalikan
biaya variabel dengan efektif, keadaan yang memungkinkan terjadinya peningkatan
biaya harus sering ditinjau untuk memastikan apakah biaya variabel per unit
kegiatan telah berubah , pada saat keadaan berubah atau tingkat kegiatan berada
di luar rentang yang relevan harus membuat tariff biaya variabel yang baru.
Contoh
: biaya sks yang merupakan biaya variabel, yang besar jumlahnya tergantung pada
jumlah sks yang kita ambil x biaya per sks yang telah ditetapkan.
E.
Menghitung Unit Cost
Diketahui bahwa perusahaan ABC bergerak dibidang
garment, dimana setiap bulannya biaya total cost adalah 50 juta dan perusahaan
juga memiliki biaya output yang dikeluarkan oleh perusahaan. Jadi biaya total
output yang dikeluarkan perusahaan adalah 25 juta. Bagaimanakah cara
penghitungan unit cost pada perusahaan ABC tersebut?
Jawaban :
Diketahui: biaya total cost : 50 juta
Biaya total output : 25 juta
Ditanya : unit cost?
Jawaban: unit cost = TC / TO
= 50.000.000 / 25.000.000
= 25.000.000
F.
Menghitung Break Event Point
Diketahui bahwa perusahaan XYZ bergerak di
bidang garment, dimana setiap bulan biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut
adalah 50 juta dan untuk biaya variabel
per unit barang di perusahaan tersebut adalah 4
juta dan harga jual per unit barangnya adalah 5 juta. Dan kapasitas produksi maksimal 1 juta.
Bagaimanakah cara perhitungan break even point
dari perusahaan tersebut?
Jawaban :
BEP (Q) =
FC/ P – V
=
50.000.000 / 5.000.000 - 4.000.000
=
50 unit
Atau
P – V =
contribution margin = 5.000.000 – 4.000.000 = 1.000.000
BEP (Q) =
FC / Contribution margin
=
50.000.000 / 1.000.000
= 50 unit
BEP (P) berdasarkan harga penjualan rupiah
=
FC / 1 – TVC / S
KET
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q =
5.000.000 x 1.000.000 = 5.000.000
Total variabel cost (TVC) = VC x Q = 4.000.000 x
1.000.000 = 4.000.000
BEP (Rp) =
FC / (1 – (TVC /S))
=
50.000.000 / (1 – (4.000.000 / 5.000.000))
= 250.000.000
BEP (Q) =
BEP (RP) / P
=
250.000.000 / 5.000.000
= 50
Contribution margin ratio atau contribution to
fixed cost =
1 – 4.000.000 / 5.000.000 = 0,2
Setiap perubahan penjualan akan menyebabkan
setiap perubah fixed cost 0,6 atau 60%.
G.
Peranan unit Cost dan analisis
break event dalam keuangan pendidikan.
Satuan biaya pendidikan merupakan biaya
rata-rata yang dikeluarkan untuk melaksanakan pendidikan di sekolah per
muridtahun anggaran. Satuan biaya ini merupakan fungsi dari besarnya
pengeluaran sekolah serta banyaknya murid sekolah ( Fattah, 2000:27). Dana
merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan
efisiensi peneglolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalamnya
implementasi manajamen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk
merencankaan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan
pengelolaan dana secara transparan. Dalam penyelenggaraan pendidikan sumber
dana ini merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan baguan yang tak
terpisahkan dalam kajian pengelolaan pendidikan.
Jenis-jenis biaya pendidikan ini ditanggung oleh
orang tua siswa baik yang langsung dibayarkan kepada sekolah maupun yang
dibelanjakan sendiri oleh siswa sangat perlu untuk diketahui oleh pengelola
sekolah. Hal ini penting untuk diketahui dalam rangka menentukan kebijakan yang
lebih operasioanl tentang pembiayaan pendidikan pada tingkat sekolah. Apabila
jumlah pengeluaran siswa untuk masing-masing komponen dapat diketahui, maka
dalam rangka mengurangi beban keluarga miskin pemerintah dapat menetapkan
komponen-komponen tersebut yang dapat disubsidi dan untuk berapa banyak subsidi
tersebut dapat diberikan. (Supriado, 2003:125). Manfaat dengan diadakan ini
agar sekolah dapat mengetahui pengaruh biaya yang dikeluarkan oleh orang tua
siswa baik yang langsung maupun yang tidak langsung dibayarkan kepada sekolah
terhadap prestasi belajar siswa. Biaya pendidikan yang selalu naik, dengan
perhitungan pembiayaan dalam satuan Unit Cost = biaya. Tinjauan unit cost ini
data bermacam-macam menurut luasnya faktor yang diperhitungkan. Unit cost
lengkap adalah perhitungan unit cost berdasarkan fasilitas yang dikeluarkan
untuk penyelenggaran pendidikan seperti gedung, halaman sekolah, lapangan, gaji
guru, gaji personil, pembiayaan bahan dan alat dihitung secara keseluruhan
program baik yang tergolong dalam kurikulum yang ekstra kurikuler.
Adapun tariff UKT berada disetiap prodi karena
disesuaikan dengan kebutuhan prodi masing-masing. Dalam hal ini pihak
universitas menyerahkan sepenuhnya kepada prodi dalam hal penentuan tarif UKT
dengan alasan pihak prodi lah yang lebih mengetahui kebutuahan mahasiswa. Jika
suatu prodi memiliki jumlah praktikum yang banyak maka tariff UKT pun lebih
tinggi karena biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum, sebaliknya
apabila prodi tidak memiliki praktikum maka tariff UKT lebih murah.
Penentuan tariff UKT telah melalui proses
perhitungan yang matang. Semua angka biaya sudah melalui proses audit.
Penentuan tariff UKT diawali dengan menghitung unit cost. Penghitungan unit
cist berlaku sama di setiap perguruan tinggi. Yang mendapatkan Bantuan
Operasioanal Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) bukanlah dana yang dijadikan
pemasukan (input) tetapi justru dijadikan sebagai pengurangan.Jadi, UKT
diperoleh dari unit cost yang dikurangi pembiayaan pemerintah dan BOPTN.
Unit Cost = biaya langsung + biaya tidak lansung
UKT = Unit Cost – pembiayaan dari pemerintah –
BOPTN
Unit cost setengah lengkap adalah cara
memperhitungkan biaya kebutuhan bahan dan alat yang berangsur-angsur habis walaupun jangka waktu yang berbeda.
Kapur tulis misalnya tidak seimbang jangka waktu habisnya jika dibandingkan
dengan meja dan kursi yang dipakai siswa. Dalam perhitungan ini unit cost
setengah lengkap ini masih dipersoalkan kedudukan biaya personil dan
barang-barang yang secara tidak langsung berhubungan dengan siswa.
Unit cost sempit adalah unit cost yang
diperlukan hanya untuk memperhitungkan biaya langsung berhubungan dengan
kegiatan belajar mengajar menyangkut buku, alat pelajaran dan alat peraga.
Dengan memperhitungkan unit cost ini maka dapat diketahui manakah diantara
bidang-bidang pelajaran yang diberikan di sekolah yang paling mahal unit
costnya.
Sekian
hasil perkuliahan Manajemen Keuangan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan
jadi pembelajaran bagi saya. Terima kasih. Wassalamu'ailukum... ^^
Dewi
Ariani Wahyuningrum
1445121190
Manajemen
Pendidikan 2012 B
Dosen:
Amril Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar